Skip to main content

Ekskul??? Maksudnya tempat Nongkrong? (1)

INNAMA A’MALU BIN NIAT – Sesungguh nya AMAL itu tergantung  NIAT-nya

Assalamualaikum......

Disekolah tadi, ada kakak kelas yang datang ke kelas dan menodong kesediaan untuk mengikuti organisasi di sekolah, 'menodong' hehehe soalnya tidak dijelaskan kepentingannya bagi kita, sayang tidak ada yang minat untuk mendaftar dikelas. Anehnya, kok ya jadi pemaksaan kesannya (persepsi saya lho!) “Wajib, ada hukumannya loh kalau sekelas tidak ada yang ikut”.
Pandangan saya tentang Ekskul langsung berubah, serasa ditampar oleh pemikiran tersebut. Menurut saya.
Ekskul (ekstrakurikuler) itu kegiatan untuk mengisi waktu luang. Selain itu juga dapat mengembangkan kemampuan/skill di Ekskul yang diikuti.
Organisasi sendiri menurut saya itu sekumpulan orang-orang yang memiliki tujuan sama.
Oke coba kita lirik ke Om Wiki.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan non-pelajaran formal yang dilakukan peserta didik sekolah atau universitas, umumnya di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah.~Wikipedia 
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. ~ Wikipedia 
Munculah pemikiran "kok Ekskul wajib ya???" otomatis kalau masuknya dipaksakan, malah faktor penting dari organisasi ini hilang "tujuan bersama" kalau ga paham tujuan dan kesadaran mengapa harus mengikuti Ekskul, yang ada cuma nongkrong belaka, apa bedanya sama yang di depan warung sekolah sebatas nongkrong cuma beda tempat, legitimasi dan aktivitas, kalau di warung 'rokok suka ria' kalau di Ekskul, main gadget, nge-gosip, nge-rumpi, hehehe d.l.l.

Baca Juga: Manajemen Waktu

Apa sih pentingnya memahami tujuan ?

Setiap perintah baik dari Allah atau manusia pasti memiliki sasaran dan tujuan. Contohnya
Orang tua yang memerintahkan anaknya sekolah pasti memiliki tujuan, diantaranya adalah menjadi orang terpelajar, ilmuan, dan dengan keilmuannya kelak dapat membimbing menuju masa depan yang cerah. Tujuan ini kalau tidak disadari anaknya, akan berakibat ia mengalihkan tujuan tersebut dan menganggap sekolah cuma refreshing atau ajang mencari teman (tapi mesra) atau juga bersenang-senang, sehingga ia akan menemui kesulitan dan berbahaya apabila ia melalaikan tujuan dari perintah tersebut.
Dari analogi itu jelas, kalau melengsong saja tujuannya akibatnya jadi orang yang ikut-ikutan, dari mulai Ekskul sebatas tempat mencari kenalan, tempat nongkrong, d.l.l. 

Saya sebagai orang yang hanya mengikuti 1 Ekskul di sekolah yaitu ROHIS, merasa aneh kok begitu sih? Di ROHIS juga yang aktif cuma 65% nya, yang 35% cuma ikut-ikutan dan nongkrong. -_-

Dari ROHIS saja, saya masih mempermasalahkan output afektif dari kegiatan ROHIS, yang aktif memang 65% tapi yang menangkap cuma 10% lah, dari kegiatan ROHIS. Contoh kasus nih, Pak Ryan, selaku mentor pengisi ROHIS pada 'sekian' pekan lalu. Mengisi tentang "Kenakalan Remaja" . Luar biasa semua anggota ROHIS ini mengikuti nya dengan antusias, pembahasannya juga, dimulai dari smoking sampai ke relationship (pacaran) semua dibahas tuntas.

Dari pekan ke pekan berikutnya, kok miris sekali,  padahal udah dikasih pengetahuan bahwasanya rokok tidak bagus untuk kesehatan, kok masih dikonsumsi. Sudah tahu pacaran dalam lingkup SLTA dapat membawa kita ke lubang zina karena kurangnya iman, psikologis dan uang untuk menjalin hubungan yang serius, kok masih aja dilakukan? Anak ROHIS lagi. Lagi-lagi cuma ikut-ikutan.

Akar masalahnya cuma satu, Niat. Saat kita niat/sadar dan paham betul kegiatan yang kita ikuti ini berguna atau sesuai dengan kebutuhan, merasa nyaman, dapat dipastikan pasti akan bersungguh-sungguh. Saat kalian sadar betul bahwa keringat yang dihasilkan di Ekskul adalah resiko dan sadar akan kegiatan itu berguna bagi kalian pasti akan timbul loyality.  Tidak seperti yang ikut-ikutan, dia ada namun tiada, kegiatannya pun percuma, tiada yang dibawa. Lebih baik main Clash of Clan, walau cuma game, tapi bisa melatih strategi, atau kerjain PR buat besok.

Andaikata, kalian tidak suka memakan nasi, tapi dipaksakan untuk makan nasi. Saya ingin bertanya apa akibatnya? Nah, disini juga sama, seharusnya Ekskul tidak dibungkus dengan "wajib" atau "punishment" tapi bagaimana cara mengemas produk Ekskul supaya menumbuhkan suatu kesadaran bagi Siswa/i, dengan begitu akan timbul suatu kesungguhan, dengan tekad yang kuat, saya yakin pasti bisa mengguncangkan dunia(lebay)


Bagaimana ? Saya tidak bermaksud mengatakan Ekskul lebih penting daripada pelajaran sekolah, ya dibuat balance aja keduanya, dan bukan juga orang yang punya niat buruk supaya tidak ada yang ikut Ekskul. Tapi, coba pikirkan untuk apa ikut, kalau tidak ada niat/kemauan/kesadaran? Hasilnya cuma nongkrong, apa manfaat yang nantinya didapatkan? Pilihan ditangan Kalian mau ikut sekedar ikut-ikutan, atau ikut bener-bener atau ga ikut sama sekali.

Comments

Popular posts from this blog

Permainan Bola Tangan

Alat Cuci Tangan Otomatis

3D Rotational Matrix (Matriks rotasi 3 dimensi) Roll, Pitch, dan Yaw