Pedas, mengapa pedas bisa dirasakan/disensor oleh kulit dan lidah?? Apakah pedas termasuk suatu rasa??
Assalamu’alaikum..
apa kabar?? Semoga sobat blogger selalu di berikan kesehatan oleh Allah
swt. aamiin.. Pada artikel yg satu ini,
saya ingin membahas mengenai rasa pedaasss.... hhe, iseng amat yak pedas aja
dibahas.
Rasa pedas
memang sudah tak asing lagi di Indonesia, mengingat hampir semua masakan di
Indonesia ini menggunakan cabai, khususnya untuk kuliner asal Kota Padang.
Masakan padang ini terkenal dengan rasa khasnya, banyak menggunakan rempah dan
pada umumnya bercita rasa pedas. Selain Kota Padang, masih banyak daerah yang
terkenal dengan kuliner pedasnya, seperti manado dengan masakan ayam
rica-ricanya, dll. Belum lagi makanan yang lagi ngetren dengan cita rasa super
pedasnya, sebut saja namanya seblak bandung, ceker setan, kripik macacih, dll.
Hal ini menjadi indokator bahwa masyarakat Indonesia memang sudah terbiasa dan
menyukai rasa pedas.
Bagi sebagian
orang, makan tidaklah lengkap jika tanpa menggunakan sambal, yang sudah tentu
menggunakan cabai di dalamnya. Bagi mereka, makan tanpa sambal itu kurang
greget. Berasa ada yang kurang kalo ngga pake sambal. (kalo katanya mbak inul)
“bagai sayur tanpa garam”. Hhe.. Mereka sudah ketagihan dibuatnya. Bahkan ada
beberapa orang yang “gila cabai” berani untuk mengonsumsi cabai terpedas di
dunia dengan sengaja dan tanpa diolah, tanpa di temani makanan lainnya,
langsung dikunyah. Hrrr, ngga kebayang deh pedesnya gimana. Saya masih inget
waktu itu yang makan orang bule. Jadi ketika dia makan itu cabe, karna saking
pedesnya, dengan seketika mukanya langsung merah kepedesan, dan langsung
teriak-teriak gitu hha.
Rasa pedas,
adalah rasa yang satu-satunya dimiliki oleh cabai. Tapi tahukan Anda, bahwa
pedas, sebetulnya bukanlah salah satu jenis rasa yang dapat di sensor oleh
lidah?? Hal ini di dasarkan pada pemetaan lidah dalam menyensor rasa. Masih
ingat peta rasa lidah?? Masih ingat
manis di bagian mana? Asam bagian mana?? Hayoo, ini pelajaran sd loh.. hhe
Menurut
ilmuwan asal Jerman, lidah memiliki bagian-bagian dalam mengecap sebuah rasa.
Ilmuwan yang memiliki nama Hanig ini mengemukakan hasil penelitiannya pada
tahun 1901. Setelah selesai melakukan penelitiannya, Hanig menyimpulkan bahwa
lidah memiliki sensitivitas menyesnor rasa manis, asam, asin dan pahit di
berbeda tempat. Ilmuwan yang kuliah di PhD dalam bidang filsafat ini mengatakan
bahwa lidah memiliki sensitivitas menyensor rasa manis pada bagian ujung
depan lidah, rasa asin pada bagian
samping (kiri kanan) depan lidah, rasa asam pada bagian samping (kiri kanan)
belakang lidah, dan rasa pahit pada bagian belakang.
Pendapat Hanig
ini diperkuat oleh pendapat Edwin Boring. Pada tahun 1942, Edwin melakukan
penelitian yang lebih akurat, yakni dengan melakukan uji coba berdasarkan
tingkat sensitivitas lidah menggunakan angka. . Lalu angka – angka ini dipilah – pilah dalam sebuah
grafik yang mana menjadi pedoman bagi ilmuwan lain bahwa sensivitas rasa yang
spesifik hampir tidak ada, sensivitas rasa berkumpul pada area tertentu lidah
dan terpisah dari sensivitas rasa yang lain. Inget loh ya,, ini bahas
sensitivitas, bukan lidah bagian depan menyensor rasa manis saja, atau bagian
depan samping menyensor rasa asin saja, bukan begitu..
Oke balik lagi ke peta rasa lidah. Ada rasa manis, rasa asin, rasa
pahit, dan rasa asam. Loh,, rasa pedas dimana?? Kok ngga ada??
Rasa pedas bukanlah suatu rasa, seperti manis, asin, asam, dan pahit
yang dapat disensor oleh lidah. Rasa asin, manis, pahit, dan asam. Hanya bisa
di sensor oleh lidah, tidak bisa disensor oleh selainnya. Berbeda dengan rasa
pedas yang bisa di sensor oleh lidah dan kulit. Mengapa demikian?? Hal ini
dikarenakan rasa pedas itu timbul karena adanya iritasi pada lidah sedangkan
rasa-rasa lainnya tidak. Lidah yang teriritasi merasakan hal seperti terbakar,
sehingga ketika kita merasakan kepedasan, dan membuat lidah kita berwarna lebih
merah dari sebelumnya. Hal ini juga yang membuat kulit kita panas, perut yang terasa mulas sesaat setelah memakan makanan pedas, dan juga (maaf) dubur yang terasa panas dan perih ketika buang air besar, teriritasi.
Mengapa rasa
pedas hanya dimiliki oleh cabai??
Cabai adalah
satu-satunya buah yang memiliki zat
capcaisin. Nah loh,, apa itu zat cap caisin?? Zat capcaisin adalah zat yang
hanya dimiliki oleh cabai. Zat capcaisin inilah yang menimbulkan iritasi pada
kulit, dan lidah. Pernah pakai balsem geli ngga?? Atau koyo cabai?? Panas
banget kan?? Nah, menurut hemat saya, balsem dan koyo tersebut menggunakan
campuran dari minyak cabai yang digunakan untuk membuat obat luar tersebut
menjadi extraa hooooott..
Naahh, kejawab
kan kenapa rasa pedas kok bisa dirasakan oleh lidah dan kulit?? Sedangkan rasa
manis, asin, asam, dan pahit hanya bisa dirasakan oleh lidah, tidak bisa
dirasakan oleh kulit. Kalo menurut sobat bloggers, apakah pedas termasuk
kedalam suatu rasa?? Simpulkan sendiri ya... hehe..
Mengenai iritasi yang ditimbulkan oleh cabai, saya sih berharap sobat bloggers tidak memakan makanan yang terlalu pedas. karena hal itu dapat melukai bagian tubuh kita. So,, semua kembali pada masing-masing individu. apakah mau terus melukai diri sendiri atau tidak ?? Hehe..
Mengenai iritasi yang ditimbulkan oleh cabai, saya sih berharap sobat bloggers tidak memakan makanan yang terlalu pedas. karena hal itu dapat melukai bagian tubuh kita. So,, semua kembali pada masing-masing individu. apakah mau terus melukai diri sendiri atau tidak ?? Hehe..
Mudah-mudahan pembahasan ini bisa
bermanfaat bagi teman-teman pembaca, sekaligus bisa menjadi bahan untuk saling
bertukar pikiran. Tentunya ilmu saya sangatlah sedikit, dan yang sudah pasti
yang lebih mengetahui mengenai segala hal ialah Allah swt. Semoga kita
diberikan ilmu pengetahuan yang bisa bermanfaaat bagi banyak orang.
Kalau ada
kata-kata atau hal-hal yang salah, mohon dimaafkan. Saya senantiasa menuggu
kritik yang membangun dari teman-teman pembaca. Karena umar bin khattab pun
pernah mengatakan “orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan
kesalahanku”.
Terimakasih, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Sumber
Comments
Post a Comment