Skip to main content

Keadilan yang Terlupakan

Apa itu adil??


Assalamu’alaikum.. apa kabar?? Semoga sobat blogger selalu di berikan kesehatan oleh Allah swt.  aamiin..

Kata adil, tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita bukan?? Namun, saya ingin bertanya,, apa itu adil?? Apakah adil = sama?? Pertanyaan ini memang tak sering kita temukan karna banyak dari kita yang beranggapan  bahwa membahas hal seperti ini tidaklah penting. “Mendingnan membahas yang lain, kaya ngga ada yang lebih penting aja”. Setidaknya
itulah satu kalimat yang menggambarkan kecuekan masyarakat kita terhadap sesuatu yang kita belum pahami betul. Hal yang penting, malah justru disepelekan. Ya, begitulah..

Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa adil adalah sama, adil adalah memberikan sesuatu kepada beberapa orang yang terlibat dengan sama, baik dalam bentuk, ukuran, perlakuan, dll. Contohnya saja ketika ada seorang anak kecil yang sedang merayakakan ulang tahun, kemudian ada kakak beradik yang hadir di acara tersebut. Dua orang ini berbeda secara fisik, yang satu gemuk, dan yang satu kurus. Yang gendut  usia sekitar 6 tahun, dan yang kurus usia sekita 3 tahun.

Pada acara itu, orang tua  sang pemilik acara memberikan kue ulang tahun kepada keduanya dengan sama besar, sambil memberikan kue, orang tua itu berkata “nih, buat kalian berdua.. tuh, adilkan?? Kakaknya besar, adiknya juga besar (sambil memberikan kue yang sama besar).”


Kita sering mengalami hal tersebut bukan?? Apakah hal ini bisa dibenarkan?? Apakah adil = sama?? Mari kita analisis.

Pada ilustrasi tersebut, disebutkan bahwa kakaknya berusia enam tahun, dan adiknya berusia 3 tahun. Kakaknya berbadan gemuk, dan adiknya berbadan kurus. Sudah bisa dibayangkan dong, yang makannya banyak siapa?? yang bisa menampung lebih banyak makanan siapa??  tentu langsung terjawab, kemungkinan besar kakaknya suka makan banyak, dan kemungkinan besar pula kakaknya bisa menampung lebih banyak makanan. Sedangkan adikya, ya sebaliknya saja. Akan tetapi pada ilustrasi diatas, orang tua tersebut memberikan kue kepada kakak beradik itu dengan porsi yang sama besar. Apakah ini adil??

Adilkah jika kakaknya mendapat kue yang sesuai dengan porsinya, dan adiknya pun mendapatkan porsi yang sama dengan kakaknya?? Adilkah jika adiknya mendapat kue yang sesuai dengan porsinya, dan kakaknya pun mendapat kue dengan porsi yang sama dengan adiknya?? Think clearly and be objective!



           Adil, tidak = sama, adil tak harus sama. Adil adalah sesuai dengan apa yang seharusnya, adil adalah sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.

Miskonsepsi terhadap perilaku adil ini, menyebabkan hal yang sebetulnya lebih berat tapi disamaratakan. Seperti hukuman di negara kita ini, hukuman untuk “tikus pemakan dana umat”, sama dengan hukuman yang dijatuhkan kepada pencuri singkong yang hanya sekedar untuk melanjutkan hidup.

Seperti yang dilansir oleh TEMPO.CO (Senin, 09 Desember 2013) Indonesia ini seperti menjadi surganya para “tikus pemakan keju umat”. Pasalnya, ada sebanyak 756 pelaku korupsi yang hanya dijerat dengan hukuman 2-5 tahun saja! Itupun hanya data 3 tahun saja,  yakni data pada tahun 2011-2013.

Sementara itu  pada forum.detik.com pada tanggal 28 Januari 2013, memuat suatu kasus yang melibatkan seorang nenek dengan salah satu perusahaan yang tidak disebutkan namanya. Nenek tersebut mencuri singkong dan di jatuhi hukuman denda 1 juta rupiah, atau menebusnya dengan hukum pidana selama 2,5 tahun.

Sebandingkah hukuman yang dijatuhkan kepada nenek dengan 756 koruptor itu?? Akankah sama materi yang dicuri nenek itu jika dibandingkan dengan koruptor di kantoran?? mungkinkah nenek itu mencuri singkong sebanyak satu kebun?? Mungkinkah singkong yang dicuri nenek itu jika ditukar dengan uang bisa mencapai ratusan ribu, atau jutaan, atau bahkan miliaran?? Think clearly and be objective!

Saya rasa, sobat bloggers sudah bisa menjawabnya. Bahwa hukum di Indonesia ini masih jauh dari keadilan, jauh dari kesejahteraan. Saya jadi berfikir, mungkin kekeliruan memahami keadailan menjadi salah satu faktornya. Mungkin, tidak ingin membahas yang tidak penting seperti ini menjadi salah satu faktornya. Atau mungkin, kita yang tidak ingin berbuat adil?? Hanya kita yang bisa menjawabnya. Tak perlu kiranya saya menyebutkan secara eksplisit dampaknya satu-persatu. Cukuplah 2 kisah tersebut menggambarkan, dampak dari kekeliruan memahami konsep adil yang sebenarnya.

 Adil, tidak = sama, adil tak harus sama. Adil adalah sesuai dengan apa yang seharusnya, adil adalah sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.

kiri untuk yang makannya banyak, tengah untuk yang makannya biasa saja, kanan untuk yang makannya sedikit, adil bukan?

Mudah-mudahan pembahasan ini bisa bermanfaat bagi teman-teman pembaca, sekaligus bisa menjadi bahan untuk saling bertukar pikiran. Tentunya ilmu saya sangatlah sedikit, dan yang sudah pasti yang lebih mengetahui mengenai segala hal ialah Allah swt. Semoga kita diberikan ilmu pengetahuan yang  bisa bermanfaaat bagi banyak orang. Kalau ada kata-kata atau hal-hal yang salah, mohon dimaafkan. Saya senantiasa menuggu kritik yang membangun dari sobat bloggers yang baik hati. Karena umar bin khattab r.a. pun pernah mengatakan “orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku”.


Terimakasih, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Comments

Popular posts from this blog

Permainan Bola Tangan

Tau ngga sih?? Apa nama alat ukur jarak tempuh pada kendaraan bermotor?

3D Rotational Matrix (Matriks rotasi 3 dimensi) Roll, Pitch, dan Yaw