Skip to main content

Siapa yang pantas menghakimi?

Saling menghakimi antar sesama manusia merupakan budaya buruk yang semestinya kita hilangkan. Menghakimi dalam KBBI mempunyai arti mengadili atau berlaku sebagai hakim.


Orang yang mudah menghakimi itu biasanya sedang dikuasai hawa nafsu, sehingga ia tidak berpikir rasional, dengan cara berpikir irasional tersebut pasti berpengaruh pada perbuatannya, yakni asal bicara "sesungguhnya perbuatan itu tergantung pada niatnya" seperti kisah teman saya yang suka mengalienasi diri, teman A berkata "menyendiri aja kerjaannya, broken home ya lu?!" akhirnya dia ngobrol, teman B berkata "sok sosial bgt, biasanya diem aja". Akhirnya berdampak negatif pada psikis 'teman saya'



Lalu siapa yang pantas menghakimi kita?
Menghakimi, untuk melakukannya kita harus tahu motif kita menghakimi sesama untuk apa? Untuk menjadi hakim di pengadilanpun tidak sembarang menghakimi, sang hakim tentunya mencari data yang valid lalu bisa memvonis tersangkanya. Untuk menghakimi seseorang, kita harus tahu betul tentang dirinya, siapa yang tahu segalanya? Yang Maha Tahu, kalau saya di hakimi oleh-Nya "Anda ini orang munafik!" saya mau bilang apa? Karena memang Dia yang tahu segalanya,

Orang yang menghakimi sesamanya juga layaknya ia merasa paling benar padahal kebenaran absolut hanya milik Yang Maha Benar. Sudahlah kawan.. Kita sesama manusia hanya perlu mengingatkan saja, apa itu munafik, apa dampaknya, dan cara menghindarinya. Tak perlu dengan cara menghakimi. Karena untuk menghakimi kita harus memiliki sifat adil objektif, Yang Maha Adil-lah Yang Maha Menghakimi.

Saya mengutip dari lyric lagu miley "remember only god can judge us, forget the haters cuz somebody loves ya" nah dalam lirik tersebut bilang, yang bisa nge-judge kita itu Cuma 'God'.

Comments

Popular posts from this blog

Permainan Bola Tangan

Alat Cuci Tangan Otomatis

3D Rotational Matrix (Matriks rotasi 3 dimensi) Roll, Pitch, dan Yaw