Skip to main content

Makna sejarah yang luar biasa di balik kata “Innallaha ma’ana”



Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Di dalam kehidupan anak muda di Indonesia, banyak diantaranya yang sudah memiliki ikatan dengan lawan jenisnya. Baik itu ikatan kekerabatan, ikatan pertemanan, atau mungkin, ikatan percintaan. Di dalam menjalin sebuah hubungan, hususnya percintaan di kalangan remaja kita saat ini, terdapat berbagai hal yang terjadi, mulai dari yang membahagiakan, sampai yang membuat tidak bahagia, atau dengan kata lain, membuat sengsara.
Dalam keadaan “sengsara” ini berbagai macam dilakukan untuk melampiaskan “kesengsaraannya” ini, mulai dari yang positif sampai yang negatif pun banyak. Contoh pelampiasan yang negatif adalah, dengan merokok, meminum-minuman keras, pergi ke klub-klub malam dan lain-lain. Dan contoh pelampiasan dalam hal yang positif adalah, dengan membuat sebuah lagu, membuat sebuah puisi, lukisan, atau karya-karya lainnya
Dari kedua hal positif dan negatif yang sudah di sebutkan diatas, ada juga anak muda atau remaja yang menuangkan isi hatinya di medsos, dan yang uniknya, curhatannya ditambah dengan bumbu-bumbu religi. Contohnya saja akhir-akhir ini penulis mendengar perkataan “La tahzan, innallaha ma’ana” yang artinya “jangan bersedih, Allah bersamaku”. Yang dimana kata-kata ini digunakan untuk mengungkapkan rasa kecewanya, rasa kesalnya, atas perlakuan orang lain terhadapnya, entah itu keluarganya, temannya, atau bahkan kekasihnya (di dalam suatu hubungan tentunya).
Sehingga makna dari kata tsb seolah hanya untuk mengungkapkan rasa sedihnya, rasa kecewanya, kala dia merasakan itu semua karena jalinan hubungannya.
Padahal, jika dilihat dari sejarahnya, terdapat nilai yang sangat tinggi dan agung dari kata-kata tersebut. Kata-kata yang pernah diungkapkan Nabi dan juga tertuang di dalam Al-Quran ini, jelas jauh lebih bermakna daripada hanya sekedar ungkapan kekesalan atas hubungan antar manusia saja.  Pergeseran yang terjadi sekarang ini sungguh sangat disayangkan, karna telah memudarkan makna dan entitas aslinya. Berikut ulasannya...
Kali ini saya hendak menyuguhkan kepada anda, sebuah cerita singkat tentang timbulnya kata-kata yang cukup terkenal ini. Memang saya kurang mengetahui persis bagaimana kata ini maknanya bisa berubah. Tapi yang jelas disini saya menginginkan teman-teman bisa mengetahui sejarah munculnya kata-kata ini. Sehingga, dengan memahami proses munculnya kata-kata ini, diharapkan teman-teman bisa mengetahui seberapa dalam makna dari kata-kata ini.
Baik,, langsung saja, begini ceritanya... Pada suatu hari, nabi muhammad saw yang sudah menjadi rasul, melakukan dakwah di mekkah. Dengan kondisi masyarakat mekkah yang sangat patuh terhadap berhalanya, ini menyebabkan dakwah yang dilakukan oleh Rasul ini kurang memuaskan, dan tidak banyak mendapatkan perhatian. Bahkan, nabi menjadi bulan-bulanan masyarkat mekkah. Banyak orang-orang yang selalu mengucilkan beliau! mengkerdilkan! MEMFITNAH! mencaci! memaki! Mengatakan bahwa nabi itu tukang sihir! sampai diceritakan bahwa rosul pernah dilempari kotoran unta, dan tidak hanya itu, saat itu kondisi nabi sedang menjadi incaran kaum kafir quraish untuk dibunuh! karna masyarakat kafir quraish sudah sangat kesal dengan perilaku nabi muhammad yang memecah belah kaum quraish dengan agama Islam yang dibawanya. Begitu sulitnya beliau berdakwah di mekkah sampai beliau harus berdakwah dengan sembunyi, sembunyi, dan hanya mendapatkan segelintir orang yang mau menerima islam. termasuk di dalamnya abu bakr, sepupunya Ali bin Abi Thalib, dan budak bilal bin rabbah.
Karena kesulitan berdakwah di mekkah itulah beliau memutuskan untuk melanjutkan missi dakwahnya ke yatsrib yang sekarang kita sebut sebagai kota madinah. Dalam proses hijrah tersebut. tidak serta merta hijrah begitu saja, tanpa adanya kesulitan yang berarti. Dalam proses hijrah, nabi muhammad selalu diawasi oleh kaum kafir quraish mekkah, di intai! karena jangan sampai Nabi lolos dari pedang kaum Quraish yang sudah tak terbendung lagi hasratnya untuk membunuh Nabi. Namun, nabi mengetahui bahwa kafir quraish akan membunuhnya, dan Nabi akhirnya nabi memutuskan untuk melakukan perjalanan hijrah pada tengah malam. Jangan anggep perjalanan malam pada waktu itu biasa saja, layaknya mudik tahunan yang dilakukan orang Indonesia pada musim Idul Fitri. Dengan kondisi geografis arab yang banyak padang pasirnya, hampir bisa dipastikan akan sangat panas di siang hari, dan sangat dingin dimalam hari. dengan perjalanan terbuka (tidak tertutup seperti mobil, pastilah rasa dingin akan sangat meresap ke dalam kulit.

Nabi memulai perjalanan.




Ketika nabi mengetahui bahwa dirinya menjadi incaran untuk dibunuh, nabi kemudian membuat strategi perjalanan dengan bangun pada tengah malam dan kemudian ali, keponakannya disuruh tidur di tempat tidur nabi. Sehingga, dengan begitu, kafir quraish yang hendak membunuh nabi dirumahnya, akan gagal. karena orang kuraish tahu bahwa yang ada dirumah nabi bukanlah nabi, melainkan ali. Begitu cerdasnya nabi dalam melakukan perhitungan strategi.

Kemudian ketika nabi sudah bangun dan sudah keluar, nabi langsung menuju ke rumahnya abu bakr untuk menjemputnya dan menemaninya berhijrah, dan mereka memulai perjalannya dengan beberapa perbekalan dan abu bakr meminta anaknya untuk selalu menghapus jejaknya, dan juga sekaligus mengirim makanan untuk nabi dan ayahnya.
Perhitungan nabi betul-betul akurat. Ketika nabi sudah pergi beberapa saat, barulah kafir quraish datang, mereka mengintai rumah nabi dari jendela, dan melihat ada seorang yang sedang tidur. Dan mereka menunggu sampai orang yang sedang tidur itu terbangun dan keluar dari rumahnya. Ketika orang itu keluar dari rumahnya, mereka yang mengira bahwa itu adalah nabi, langsung bergegas, mengeluarkan pedang untuk dihunuskan ke tubuh orang tsb. Namun apa daya, mereka yang hendak membunuh nabi dirumahnya, hanya mendapatkan Ali, keponakannya. Dan nabi, sudah jauh meninggalkan mekkah.
Setelah itu kaum kafir quraish langsung mencari informasi kemana perginya nabi. Mereka mencari tahu dengan seksama, dan akhirnya mereka mendengar informasi bahwa nabi pergi ke yatsrib (sekarang madinah). Kemudian kafir quraish dengan semangatnya yang sudah tanggung terbakar, dengan pedang yang masih terbuka, melanjutkan pencarian sampai menemukan nabi, bagaimanapun caranya.
Dalam perjalanan ke yatsrib, nabi dan abu bakr tidak pernah tenang, karena tau bahwa kafir quraish pada saat itu tidak akan membiarkan nabi hidup. Kemanapun akan dicari! sampai ketika di perjalanan, nabi kemudian beristirahat di dalam gua, yang kita kenal sebagai gua tsur.
Kafir quraish yang masih membara kebenciannya terhadap nabi, tidak pernah lelah untuk terus mencari nabi, sampai nabi di temukan.
Sampai suatu saat, nabi mengetahui bahwa ada kafir quraish yang sedang berkeliaran di  dekat guanya, dan kemudian abu bakr sangat ketakutan dibuatnya, abu bakr kemudian mengintai, menyelinap-merapat ke dinding gua, berharap kafir quraish tidak melihatnya, berharap kafir quraish tidak melihat nabi. Kemudian, abu bakr melindungi nabi, menutupi nabi, supaya nabi tidak terlihat oleh kafir quraish, dan jika terlihat pun, biarlah abu bakr terlebih dahulu yang menghadapinya.

Nabi mengucapkan La Tahzan, Innallaha Ma'ana



Ketika kafir quraish mulai mendekati mulut gua, dengan gelagap yang mencari-cari sesuatu, kepalanya celingak-celinguk memperhatikan setiap sesuatu dengan seksama, berharap bisa menemukan jejak nabi dan bisa mengambil darahnya. Dalam kondisi itu, abu bakr sangat cemas, bergetar tangannya, berharap orang itu tidak datang, dan masuk kedalam guanya. Namun, seolah tak pernah lelah, kafir quraish dengan begitu penasarannya dengan gua tsur, mulai melihat dan menyenter ke dalam gua menggunakan obor. alangkah takutnya abu bakr pada saat itu, alangkah berdebarnya jantungnya pada saat itu. Tapi, takutnya bukanlah takut karna hendak dibunuh, dan kemudian mati ditangan kafir quraish, tapi abu bakr sangat takut jikalau nabi ketahuan pada saat itu, dan nabi dibunuh disitu, maka perjuangan islam akan berhenti sampai disitu, sedangkan hanya sedikit orang yang menyatakan diri sebagai islam, siapa lagi di dunia ini yang akan merasakan nikmatnya islam. Begitu mulianya abu bakr yang sangat ketakutan kala islam terancam, kala nabi hendak selangkah lagi dibunuh oleh kafir quraish. rasa sayang beliau kepada nabi, rasa cinta beliau kepada islam, kepada kebenaran, melebihi cintanya kepada anaknya, kepada istrinya, dan bahkan, dalam kondisi terdesak seperti itupun, beliau tidak perduli dengan kondisi jiwanya yang terancam, dan nyawanya rela ia korbankan demi Islam. Demi tegaknya kebenaran dimuka bumi ini. Subhanallah...
Melihat kondisi yang demikian, nabi kemudian mendekap abu bakr dengan penuh rasa bangga dan kasihnya, seraya mengatakan "Laa Tahzan, Innallaha ma'ana..." "jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama ..."
Kemudian kafir quraish yang sedang mencari nabi di gua tsb. mendapati adanya sarang laba-laba di mulut gua. Sehingga salah seorang dari yang lainnya mengatakan untuk mencari di tempat yang lain, dan kemudian kafir quraish yang masih penasaran dengan gua itu, meniggalkannhya. Dengan tidak adanya  kafir quraish yang mengintai di mulut gua, berakhirlah sudah kekhawatiran dan kecemasan dari abu bakr r.a. yang semenjak tadi memuncak. Kini mereka berdua kembali tenang, dan bisa melanjutkan perjalanan menuju Yatsrib dengan tenang.

***

Begitulah sekelumit kisah tentang sejarah nabi yang saya kutip dari Film Umar dan buku Sirah Nabawi yang ditulis oleh Muhammad Husaen Haekal. Dapat kita lihat bahwa makna dan sejarah Inallaha ma'ana ini bukanlah sekedar ungkapan rasa kesal kita terhadap orang lain, bukanlah sekedar ungkapan karna telah disakiti oleh orang lain, tapi jauh lebih dari itu, dibalik sejarah kata"Laa tahzan, inallaha ma'ana" ternyata ada nilai yang sangat tinggi, dan sangat berarti ketika dalam ketakutan perjuangan. Betapa besarnya pengorbanan abu bakr terhadap islam dan terhadap kebenaran, hingga Allah pun mengabadikannya di dalam alqur'an Q.S. At-taubah ayat 40 yang artinya :


"... dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"

***

Dari sejarah yang sudah dipaparkan diatas, dapat kita lihat bahwa ini merupakan kisah yang amat menegangkan, dan mengharukan. Cukup membuat air mata saya terjun dari kelopak mata, saat saya membaca kisah tsb di buku. Dan kemudian setelah melihat adanya fenomena pergeseran makna ini, saya tergerak untuk menuliskannya.
Perlu sedikit perhatian bagi para pembaca, patut diketahui bahwa saya disini tidak hendak melarang Anda untuk menggunakan kata "Laa tahzan, innallaha ma'ana". Namun, saya hanya menyayangkan jika makna kata yang agung ini menjadi memudar dan bahkan bergeser ke makna yang lebih kecil nilainya di mata Allah.
Mudah-mudahan, dengan pembahasan ini pembaca bisa mengetahui sejarahnya, dan bisa mengungkapkan kata "Laa Tahzan, Innallaha Ma'ana" dalam bersikap sabar ketika menghadapi kesulitan dalam menegakkan kebenaran, serta ketika menghadapi cobaan keimanan. Betapa indahnya ketika kita menerima kata-kata/mengungkapkan kata-kata ini ketika menghadapi cobaan keimanan, layaknya Abu Bakr yang menerima kata-kata ini, LANGSUNG dari Rosul :)
Semoga pembahasan kali ini bisa bermanfaat bagi teman-teman pembaca, sekaligus bisa menjadi bahan untuk saling bertukar pikiran. Tentunya ilmu saya sangatlah sedikit, dan yang sudah pasti yang lebih mengetahui mengenai segala hal ialah Allah swt. Semoga kita diberikan ilmu pengetahuan yang  bisa bermanfaaat bagi banyak orang.
Kalau ada kata-kata atau hal-hal yang salah, mohon dimaafkan. Saya senantiasa menuggu kritik yang membangun dari sobat bloggers yang baik hati. Karena umar bin khattab r.a. pun pernah mengatakan “orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku”.

Note : if u have a comment or a critic about this article, please leave a comment on the box below.

Terikaih, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sumber : Muhammad Husaen Haekal & Film Omar

Comments

  1. Mashaa Allah, syukron ustadz atas artikelnya

    ReplyDelete
  2. Mohon maaf, yg benar artinya "bersamaku" apa "bersama kita" ustadz?

    ReplyDelete
  3. Ketahui potensi diri, jodoh dan kepribadian dari arti nama dan tanggal lahir dengan coba unduh ARC Bali Pro kami di PlayStore atau ingin tahu lebih jauh bisa baca blog kami di ARC Bali

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Permainan Bola Tangan

Alat Cuci Tangan Otomatis

3D Rotational Matrix (Matriks rotasi 3 dimensi) Roll, Pitch, dan Yaw